Kamis, 07 Oktober 2010

SANITASI YANG TIDAK LAYAK DI KAB. PURWOREJO

Sanitasi Di Purworejo Pada Tingkat Memprihatinkan
PostDateIconRabu, 05 Mei 2010 15:34 | PDF | Cetak | E-mail
Begitu burukya kondisi sanitasi di Indonesia. Bila dilihat dari segi penganggaran, menunjukkan bahwa penanganan sanitasi belum mendapat perhatian pemerintah. Kondisi sanitasi yang sedemikian jauh tertinggal, memerlukan upaya terobosan yang bukan hanya business as usual saja.

Melihat fakta tersebut, salah satu upaya menangani pembangunan sanitasi, pemerintah mencanangkan program nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Progam ini akan dilaksanakan secara bertahap tahun 2009-2014. Kabupaten Purworejo merupakan salah satu pelaksana program dari 49 kabupaten/kota di Indonesia 2010-2014, bersama-sama 7 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.

Hal tersebut disampaikan Siti Rahayu dari Kementerian Kesehatan RI, dalam acara sosialisasi program nasional Percepatapatan Pembangunan Sanitasi Permukiman, Senin (22/3), di aula Bappeda. Disamping Siti Rahayu, hadir sebagai nara sumber antara lain, Candra Rudianto (Kementrian Kesehatan), Yudi (Bapenas), pejabat dari Bappeda Prop Jateng. Sosialisasi diikuti sekitar 75 orang dari dinas instansi terkait, perguruan tinggi, LSM, ormas, camat dan kepala kelurahan se Kabupaten Purworejo.
Dikemukakan oleh Siti Rahayu, bahwa akses sanitasi penduduk Indonesia masih sangat rendah, diperkirakan 70 juta penduduk masih melakukan buang air besar sembarangan. Sampah tidak dikelola dengan baik, 98% tempat pembuangan sampah dioperasikan secara open dumping. Kualitas lingkungan amat buruk, sekitar 14.000 ton tinja dan 176.000 meter kubik urine, terbuang setiap hari ke badan air, tanah, danau dan pantai. 75% sungai tercemar berat, dan 80% air tanah tercemar limbah manusia.
Pada kesempatan yang sama Kepala Bappeda Kabupaten Purworejo Medi Priyono SH MM dalam paparannya mengatakan bahwa kondisi sanitasi di Kabupaten Purworejo pada tingkat yang memprihatinkan. Ia mengambil contoh kondisi lingkungan di komplek perumahan, limbah keluarga dimungkinkan sudah mencemari sumber air minum. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, yang semestinya sudah menjadi tempat pengelolaan sampah masih dikelola secara terbuka.
Berdasarkan sumber data dari kantor Pusat Stitistik kabupaten Purworejo, dengan jumlah penduduk 780.394 jiwa, menghasilkan tinja 7.803, 94 kg per hari, atau 2.848,4 ton per tahun. Angka ini dengan asumsi per orang menghasilan 10 gram tinja per hari. Sampah yang dihasilkan sekitar 1.950,98 ton per hari, atau 702.352,8 ton per tahun. Dengan asumsi timbunan sampah 2,5 kg perhari per orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar